Penulis : Fathia Nur Fauzia
Semester 2
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
A.
Latar
belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan
bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan
tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya
penerimaanya. Jadi, belajar adalah
suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada
siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
Psikolog
humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat
kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik
tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk
berfikir secara sadar dan rasional.
B. Tujuan penulisan
1.
Dapat
menguraikan pengertian dari Teori Humanisme (C2)
2.
Dapat
mendiskusikan tentang Teori Humanistik (A2)
3.
Dapat
menyusun RPP sebagai pengaplikasian dari Teori Humanisme (P7)
C.
Teori
A. Teori
Belajar Humanisme
1.
Pengertian Teori Belajar Humanisme
Dalam teori belajar humanisme proses
belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun
teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan
teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik
pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti
apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Teori
apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan
sebagainya) dapat tercapai.[1]
Pada akhir tahun 1940-an muncul
suatu perspektif psikologi baru. Orang-orang yang terlihat dalam penerapan
psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini, misalnya ahli-ahli psikologi
klinik, pekerja-pekerja sosial dan konseler, bukan merupakan hasil penelitian
dalam bidang proses belajar. Gerakan ini berkembang dan kemudian dikenal
sebagai psikologi humanistik, eksestensial, perseptual, atau fenomenalogikal.
Psikologi ini berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut si pelaku
(behaver), bukan dari pengamat (observer).
Dalam dunia pendidikan, aliran
humanistik muncul pada tahun 1960-1970-an dan mungkin perubahan-perubahan
dan inovasi yang terjadi juga akan menuju pada arah ini. [2]
2. Tokoh – Tokoh
1.
Arthur Combs
sumber gambar : www.google.com
Untuk
mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini
dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan
humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku
inner (dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain. untuk mengerti
orang lain, yang terpentng adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan
untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau dunianya.
(Djiwandono, 2002: 182)
2. Abraham H. Maslow
Sumber gambar
: www.wikipedia.org
Teori Maslow didasarkan atas asumsi
bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
1. Suatu usaha yang positif untuk
berkembang.
2. Kekuatan untuk melawan atau menolak
perkembangan itu.
Maslow berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia.
Kebutuhan dari tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau
mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling
penting. Tetapi jika secara fisik manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya
dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga
diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang
akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual,
penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.
3. Carl. Rogers
Sumber gambar : www.google.com
Rogers menganjurkan pendekatan
pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi,
lebih personal dan berarti.
Lebih khusus dalam bidang
pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang
humanistik yang diidentifikasikan sebagai sentral dari filsafat pendidikannya,
yakni:
·
Manusia
itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
·
Belajar
yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
·
Belajar
yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap
mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
·
Tugas-tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
·
Apabila
ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai
cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
·
Belajar
yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
·
Belajar
inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun
intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
·
Kepercayaan
terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama
jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan
penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
·
Belajar
yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman
dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
D.
Analisis
Teori
Dalam pandangan humanistik, siswa bertanggung
jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan
untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Menurut teori humanisme, tujuan
belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil
jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam proses
belajar, karena tanpa motivasi dan keinginan dari siswa, tidak akan terjadi
asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada. Teori ini
berpendapat bahwa belajar apapun bisa dimanfaatkan jika tujuannya untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman dan realisasi diri orang yang belajar
dengan cara optimal. Aplikasi
teori humanistik lebih menunjuk pada spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran
humanistik adalah menjadi fasilitator bagi
para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar
dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. [3]
(perkembangan konsep diri dan emosi)
Teori Humanistik melihat
kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal
dari pribadi yang kreatif, yaitu:
-
Keterbukaan
terhadap pengalaman.
-
Kemampuan
untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of
evaluation).
-
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain”
dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga kondisi ini maka kesehatan
psikologis sangat baik. siswa tersebut akan sepenuhnya menghasilkan karya-karya
kreatif, dan hidup secara kreatif. (Perkembangan Kreativitas)
Untuk
usia remaja, moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri oleh karena mereka
sedang dalam keadaan membutuhkan suatu pedoman atau petunjuk dalam rangka
mencari jalannya sendiri. Pedoman ini untuk menumbuhkan identitas
diri,kepribadian yang matang dan menghindarkan diri dari konflik-konflik yang
selalu terjadi di masa ini. Nilai nilai keagamaan perlu mendapat perhatian,
karena agama juga mengatur tingkah laku baik buruk. Sehingga dapat dikatakan
bahwa suatu lingkungan yang lebih bersifat mengajak, mengundang, atau member
kesempatan akan lebih efektif daripada lingkungan yang ditandai dengan adanya
larangan- larangan yang bersifat serba membatasi. (perkembangan nilai, moral dan sikap)
E.
Kreativitas
dan Inovasi
Mengenai teori
Humanistik yang bertujuan untuk memanusiakan manusia, dan di bawah ini adalah
ayat Al-qur’an yang menjelaskan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial, QS. Al-Hujurat
ayat 13 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌالحجرات
|
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
|
Latihan
pembuatan RPP
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII
(Delapan) / I
Program
: IPA
Alokasi Waktu : 2 x 1 JP
Kompetensi
Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan
konsep getaran dan gelombang
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Mengkategorikan
antara simpangan dan amplitudo sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan. (C5)
Siswa
dapat membandingkan atau mengkategorikan antara simpangan dan amplitudo, serta
mengasah kecerdasan visual spasial siswa pada Multipel Intelegensi dapat menggunakan bantuan gambar,warna,dan
grafik.
2.
Memberi contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari.
(C2)
Pada
Tujuan ini, berkaitan dengan Multipel
Intelegensi. Dimana dengan siswa memberikan contoh getaran dalam kehidupan
sehari – hari, siswa dapat mengasah kecerdasan Naturalis dan langsung
menggunakan materi alam.
3.
Menghubungkan antara periode, frekuensi, cepat rambat gelombang, dan panjang
gelombang.(P1)
Tujuan ini, berhubungan dengan Perkembangan Psikomotorik,
karena dengan siswa diminta untuk menghubungkan antara periode,frekuensi, cepat
rambat gelombang dan panjang gelombang melalui grafik dapat melatih
keterampilan motorik halus siswa.
4.
Mendemonstrasikan getaran dan gelombang
di depan kelas. (A3)
Tujuan
ini berhubungan dengan perkembangan
kreativitas siswa, setelah siswa mendapat perbekalan ilmu di kelas, siswa
dapat membuat sebuah benda yang berhubungan dengan getaran dan gelombang.
5.
Merumuskan persamaan gelombang (A4)
Tujuan ini
berhubungan dengan Perkembangan Kognitif siswa, berdasarkan tahap
perkembangan kognitif menurut piaget, pada tahap ini remaja dapat memikirkan
dan membayangkan konsep-konsep yang tidak berhubungan dengan realitas konkret.
Sehingga siswa dapat merumuskan persamaan dari gelombang.
Metode
pembelajaran
1. Berdiskusi
2. Presentasi
3. Praktik /
bereksperimen
Evaluasi
Berdasarkan
Teori dan analisis teori dapat disimpulkan bahwa teori humanisme mempunyai
kelemahan dan kelebihan. Kelemahannya yakni peserta
didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka. Sementara itu kelebihannya ialah siswa
dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Selain itu Teori humanistik mempunyai pengaruh yang signifikan
pada ilmu psikologi dan budaya populer. Sekarang ini banyak psikolog yang
menerima gagasan ini ketika teori tersebut membahas tentang kepribadian,
pengalaman subjektif manusia mempunyai bobot yang lebih tinggi daripada relitas.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, Prof.Drs. Dasar-dasar Psikologi.
Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
Uno, Hamzah. Orientasi baru Dalam Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Bumi aksara, 2006.
Hadis, Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta, 2006 .
Jarolimek, John.Teaching and learning in the elementary
school. New York : Macmillan, 1976
Djiwandono.psikologi pendidikan.Jakarta: P2LPTK,2002
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-Taksonomi%20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf